Pages

Lambang kawasan Radiasi

Harap berhati-hati.

Apa Radiologi itu?

Radiologi adalah cabang atau spesialisasi kedokteran yang berhubungan dengan studi dan penerapan berbagai teknologi pencitraan untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit.

CT-Scan

Computed Tomography (CT Scan) adalah suatu peralatan radiologi yang dapat digunakan untuk menampilkan dan mengalokasikan suatu objek yang akan di diagnosis keadaannya.. (read more)

Interventional Radiology

Interventional Radiology merupakan jenis intervensi non bedah, sehingga lebih aman, selain itu cost pelayanan ini juga lebih rendah

CTR

Setelah foto thorax PA sudah jadi, maka untuk membuat perhitungan CTR nya kita harus membuat garis-garis yang akan membantu kita dalam perhitungan CTR ini.

Sabtu, 20 Juli 2013

Memasukkan gambar ke dalam Blog

Tes cara memasukkan gambar ke dalam blog.

1. Klik ' Insert Image' yang terletak di menu sebelah atas
2. Pilih 'Upload', jika ingin mengambil dari PC
3. Klik 'Pilih File' kemudian Browse (mencari gambar yang diinginkan)
3. Klik 'add selected'
5. Gambar secara langsung akan terupload.
Result:

Terima Kasih atas kunjungannya =D


Sabtu, 25 Mei 2013

Teknik Radiografi Sialography

SIALOGRAFI

1.   Pengertian Pemeriksaan Sialografi

Pemeriksaan Sialografi adalah pemeriksaan radiografi dari kelenjar ludah dan salurannya (sistem salivari) dengan penyuntikan bahan kontras media positif. Dengan pemeriksaan sialografi juga dapat diketahui struktur anatomi dan fisiologisnya.



2.   Anatomi
·           Fungsi Glandula adalah untuk memproduksi saliva dengan komposisi 99% air dan 1% fermen ptialin. Masing-masing glandula dihubungkan dengan saluran ductus defferrent.
·           Fungsi Saliva adalah untuk Membasahi makanan sehingga mudah untuk ditelan
Kelenjar ludah di bagi 3 :
1.     Glandula Parotis ( Stenson's Duct )
·         letaknya dibelakang angulus mandibula dan di bawah telinga
·         merupakan kelenjar ludah yang terbesar pertama
·         terdiri dari 2 buah (sepasang)
·         bagian superfisial (atas) terletak di bawah MAE dan overlap dengan ramus mandibula dan processus mastoideus

2.    Glandula sub mandibularis (Wharton's Duct)
·         terletak di bagian bawah tengah dari rahang bawah (mandibula) atau di bawah korpus kanan dan kiri dan bermuara di sekitar molar 1
·         terdiri dari 2 buah (sepasang)
·         merupakan kelenjar ludah terbesar kedua 

3.    Glandula sub lingualis
·         terletak di bawah lidah
·         merupakan kelenjar ludah terkecil
·         bentuk nya seperti buah kenari tetapi permukaannya tidak rata
·         terdiri dari 2 buah (sepasang)
·         kelenjar bagian superior berhubungan dengan membran mukosa myelohyoid
·         bagian anterior nya terdapat 2 ductus, yaitu ductur mayor (ductus bartolins) dan ductus minor (ductus rivinus)

3.   Indikasi Pemeriksaan

Sialolith adalah adanya batu pada kelenjar ludah , sangat sering ditemukan pada kelenjar sub mandibularis
Sialitis Cronis adalah peradangan pada kelenjar ludah
Sialektasis adalah  pelebaran pada saluran kelenjar ludah
Diverticulitis adalah peradangan pada kantung-kantung yang terbentuk di dinding kelenjar ludah yang menonjol keluar
Neoplasma adalah tumor pada kelenjar ludah 

4.   Kontra Indikasi Pemeriksaan

adanya peradangan pada mulut karena peradangan tersebut dapat menyebar

5.   Komplikasi

adanya rasa sakit karena terjadi over filling ( pengisian melebihi kapasitas kelenjar itu sendiri )
terjadi ruptur dari kelenjar lidah biasanya terjadi pada saat melebarkan kelenjar ludah dengan dilator 

6.   Persiapan pasien

·         Tidak ada persiapan khusus terhadap pasien dan tidak perlu premedikasi
·         Memberikan penjelasan pada pasien tentang jalannya pemeriksaan 

7.   Teknik Radiografi

# Foto Polos

Posisi AP 
Kepala sedikit di rebahkan dan central point (CP) pada glabella

Posisi Lateral
Posisi kepala sama dengan posis kepala pada umumnya dengan central point pada Angulus mandibula

Posisi Lateral Oblique
dari posisi lateral kepala OS dirotasikan sedikit sehingga dagu nya merapat pada film (20 derajat dari meja pemeriksaan dengan central ray 20 derajat cranially dan centra point pada angulus mandibula

8.   Peralatan

Alat Steril
·         Salivary duct dilator (untuk melebarkan permukaan atau muara dari kelenjar ludah
·         Lacrimale duct canule atau kateter
·         Adaptor, untuk menghubungkan alat suntik dengan lacrimale duct canule
·         Spuit 2 cc 1 buah, Spuit 4 cc 1 buah
·         Handuk dan kain kass
Alat Unsteril
·         Ampul Kontras Media
·         lemon / jeruk nifis
·         bengkok, plester
·         gergaji ampul dan lampu sorot


gambar peralatan Sialography

9.   Teknik Pemeriksaan 

·         Pasien tidur supine dan dibuat foto plain : Cranium AP dan Lateral
·         Pasien di beri pastiles untuk merangsang air liur keluar
·         Melalui keluar nya air liur dimasukan spuit sialo dan di hubungkan dengan kateter dan diplester ke kulit
·         Ujung kateter di hubungkan dengan spuit yang berisi media kontras
·         Media kontras di suntikan selanjutnya di lakukan pemotretan
·         Setelah selesai pemeriksaan pasien diberi minum asam supaya semua kontras media terangsang ke luar

10.  Proyeksi Pemotretan

      * Proyeksi Tangensial (untuk melihat kelenjar parotis)
·      Pasien tidur telentang atau duduk
Kelenjar parotis diletakan pada pertengahan kaset 
·      Posisi Objek :
Kepala di posisikan pada posisi true AP
Kepala dimiringkan ke posisi yang tidak diperiksa
Kelenjar parotis tegak lurus pada film dan occipitale rapat atau menempel pada film
·      Central ray : tegak lurus pada film
·      Central point : pada ramus bagian luar
·      Kriteria Gambar :
Terlihat jaringan lunak
Kelenjar parotid terlihat pada posisi lateral
Terlihat ductus stensen
Mastoid overlaping dengan bagian atas dari kelenjar parotid
      * Proyeksi Lateral (Untuk melihat kelenjar parotis dan kelenjar submaksilaris)

 # Posisi untuk kelenjar parotis ( menggunakan kaset 18 x 24 cm )
·      Kepala pada posisi true lateral
Pertengahan film berada diatas angulus mandibula
Kepala di atur sedemikan rupa dan MSP di rotasikan ke arah anterior sebesar 15 derajat dari posisi lateral
·      Central ray : tegak lurus pada film
·      Central point : pada angulus sebelah luar 
·      Kriteria Gambar :
Tampak kelenjar parotid superposisi di atas ramus mandibula
Ramus mandibula tidak terlihat overlapping dengan CV

# Posisi untuk kelenjar submaksilaris ( menggunakan kaset 18 x 24 cm )
·      Kepala di posisikan true lateral di atas kaset
Pertengahan film tepat pada  margo inferior angulus mandibula
·      Central ray : tegak lurus pada film
·      Central point : pada angulus mandibula sebelah luar
·      Kriteria Gambar :
Tampak kedua ramus dan angulus mandibula superposisi
Kelenjar submaksilaris berada pada ramus dan angulus yang superposisi tersebut

# Posisi untuk kelenjar maksila dan sublingual (Proyeksi Intra Oral)

## Posisi Supine
·      Posisi pasien supine --> submento vertikal
Kepala di ekstensikan penuh
Menggunakan film oclusal
Film di beri marker
Film di pasang melintang di dalam mulut
Ujung film pada mulut rapat pada margo anterior dari ramus mandibula
·      Central ray : Tegak lurus pada film
·      Centra point : pada MSP yang menghubungkan kedua molar 2
·      Kriteria Gambar :
Terlihat soft tissue dari dasar mulut
Tampak kelenjar sub lingual dan ductus
Tampak kelenjar submaksila pada anterior medial 

## Posisi Lateral
·      Pasien diposisikan prone selanjutnya diposisikan oblique
Daerah sekitar angulus yang diperiksa rapat dengan film
MSP kepala sejajar film
IOML tegak lurus film
·      Central ray : tegak lurus pada film
·      Centra point : Pada angulus mandibula luar
·      Kriteria Gambar :
Tampak kelenjar ludah berada pada angulus mandibula
Tampak mandibula, maksila, dan gigi geligi

## Posisi Eishler
·      Pasien diposisikan tidur semi prone
Kepala di atur sehingga daerah korpus berada pada pertengahan kaset
Kepala ditengahdakan agar kelenjar parotis rapat dengan film
·      Central ray : 25 derajat cephalad
·      Centra point : di bawah angulus mandibula yang luar
·      Kriteria Gambar :
Tampak duktus dan kelenjar parotis overlaping dengan mandibula dan CV. Cervical

11.  Hasil Gambaran Pemeriksaan Sialography


Selasa, 21 Mei 2013

Teknik Radiologi Dasar




1. Pengertian Posisi Objek

adalah letak atau kedudukan dari sebagian tubuh pasien atau penderita yang perlu diatur dalam suatu pemotretan


2. Posisi pasien yang biasa dilakukan


-Supine


==; Pasient tidur diatas meja pemeriksaan atau biasa disebut posisi terlentang 
- Prone 
== Pasien tengkurep diatas meja pemeriksaan dengan posisi perut berada di bawah 
- Erect 
== Pasien Posisi berdiri 
- Lateral 
== Pasien tidur miring ke kiri atau kanan 
- Oblique 
== Pasien tidur dengan posisi 45 derajat (Sedikit miring) 

3. Istilah-istilah sikap atau anatomi 

- Superior = ( bagian atas ) 
- Inferior = ( bagian bawah ) 
- Anterior = ( bagian depan ) 
- Posterior = ( bagian belakang ) 
- Internal = ( bagian dalam ) 
- Eksternal = ( bagian luar ) 
- Dekstra = ( bagian kanan ) 
- Sinistra = ( bagian kiri ) 
- Lateral = ( bagian samping ) 
- Medial = ( bagian tengah ) 
- Sentral = ( bagian pusat ) 
- perifer = ( bagian tepi ) 
- Profunda = ( dalam ) 
- Superfisial = ( dangkal ) 
- Asendens = ( bagian yang naik ) 
- Desendens = ( bagian yang turun ) 
- Cranial = ( bagian kepala ) 
- Caudal = ( bagian ekor ) 
- Ventral = ( bagian depan ruas tulang belakang ) 
- Dorsal = ( bagian belakang ruas tulang belakang 
- Parietal = ( selaput bagian dalam ) 
- Viseral = ( selaput bagian luar ) 
- Transversal = ( melintang ) 
- Longitudinall = ( membujur )

4. Pengaturan Sinar

-FFD (Film Focus Distance) = Jarak antara film dengan objek
-CR (Central Ray) = Arah sinar yang digunakan dalam pemotretan yang menunukkan arah atau jalannya sinar tersebut
CP (Central Point) = Pusat sinar yang digunakan dalam pemotretan

5. Istilah-istilah arah sinar

- AP = Sinar dari depan ke belakang
- PA = Sinar dari belakang ke depan
- Dorso Ventral = Sinar dari punggung ke perut
- Ventro Dorsal = Sinar dari perut ke punggung
- Dorso Plantar = Sinar dari punggung ke telapak
- Planto Dorsal = Sinar dari telapak ke punggung
- Supero Inferior = Sinar dari atas ke bawah
- Infero Superior = Sinar dari bawah ke atas
- Latero Medial = Sinar dari tepi ke tengah
- Medio Lateral = Sinar dari tengah ke tepi
- Caudo Cranial = Sinar dari kaki ke arah kepala
- Cranio Caudal = Sinar dari arah kepala ke arah kaki
- Axial = Sinar menembus  ke poros sendi

6. Pengaturan Faktor Eksposi

- KV ( Kilo Volt ) = Kualitas Sinar-X
- mA ( Milli Ampere ) = Kuantitas Sinar - X
- Second = Satua waktu dalam penyinaran

7. Faktor yang Mempengaruhi Besar Faktor Eksposi

- Ketebalan Objek
- FFD ( Focus Film Distance)
- Teknik Pemotretan yang dilakukan ( Soft Tissue Teknik, High KV Teknik)

8. Gambaran Rontgen yang baik 


adalah yang dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya untuk menentukan diagnosa secara tepat, kriteria penilaian terdiri dari : Kualitas radiografi dan Seni Radiografi.

9. Alasan Dilakukan Rontgen atau Pemotretan

- Fraktur = Patah atau retak pada tulang akibat benturan atau kekerasan
- Dislokasi = Terlepasnya atau bergesernya kepala sendi dari mangkok sendi

10. Prinsip-prinsip di dalam Pemotretan (Rontgen)

- Untuk mengurangi magnifikasi hendaklah pada setiap pemotretan, tempatkan objek sedekat mungkin dengan film
- Luas lapangan penyinaran hendaklah dibuat sekecil mungkin, sesuai dengan kebutuhan penyinaran
- Di dalam melakukan pemotretan hendaklah dipilih teknik-teknik yang paling menguntungkan. Baik bagi kepentingan diagnosa, kenyamanan pasien maupun proteksi radiasi
- Hindarilah pengulangan penyinaran akibat kesalahan dalam melakukan teknik posisi atau dalam menentukan faktor eksposi.

Sumber: http://wisdagreenwhiteselalutersenyum.blogspot.com/2011/06/teknik-radiologi-dasar.html


Pelayanan Radiologi Diagnostik Intervensional



Interventional Radiology merupakan jenis intervensi non bedah, sehingga lebih aman, selain itu cost pelayanan ini juga lebih rendah. Tak ketinggalan waktu penyembuhan juga lebih singkat. Jika dengan intervensi bedah penyembuhan bisa berminggu-minggu atau bahkan bulan, maka dengan metode Radiologi Intervensi hanya butuh waktu beberapa jam saja, setelah itu pasien dapat pulang. 

Pelayanan apa saja yang dapat dilakukan dengan Interventional Radiology (IR)?

1. Angiografi dan Angioplasti
angioplasti pada arteri illiaca communis sinister
Prosedur ini mirip dengan prosedur yang sering dilakukan oleh ahli pembuluh darah dan jantung yaituPTCA (Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty) dalam mengintervensi penyakit jantung coroner, tapi bedanya Interventional Radiology ini bisa dilakukan di pembuluh darah yang lain, tidak hanya di pembuluh darah coroner, misalnya di arteri illiaca untuk mengatasi sumbatan pada arteri ini. Selain itu dapat dilakukan di pembuluh darah kaki, atau ginjal.

2. Embolisasi
Prosedur ini dapat digunakan untuk mengatasi aneurisma, menghentikan perdarahan. Secara awam, cara ini mirip dengan cara menambal pipa yang bocor, dengan bahan butiran-butiran kecil polyvinyl. Cara ini juga dapat dilakukan pada terapi kanker dengan cara mematikan pembuluh darah yang mendarahi sel-sel kanker.

3. Pemasangan Stent 
teknik pemasangan stent dengan metode balloning
Seperti halnya yang dilakukan dokter jantung, metode ini dilakukan untuk mengusahakan agar pembuluh darah tetap paten (tak ada sumbatan), sehingga aliran darah tetap lancar. Stent merupakan kumparan kecil yang terbuat dari metal atau bisa juga terbuat dari plastik yang dapat dipasang di lumen pembuluh darah dengan terlebih dahulu mengembangkannya dengan metode balloning.  

4. Needle Biopsy
Suatu teknik biopsi yang dipandu dengan alat imaging, sehingga akurasi pengambilan sample jauh lebih baik. Karena teknik biopsi ini menggunakan jarum yang sangat kecil jadi bersifat less invasive

5. Intravascular Ultrasound
Alat ultrasound dimasukkan dalam pembuluh darah sehingga didapatkan gamabaran pembuluh darah yang bermasalah menjadi lebih baik.

6. Ekstraksi Benda Asing
IR juga dapat dilakukan untuk mengambil benda asing yang masuk dalam tubuh kita, tentunya benda yang dimaksud adalah yang sulit dijangkau. Kalau cuma serangga atau biji kwaci yang masuk dalam liang telinga atau hidung mah ga usah pake IR kali...^^. Cara ekstraksi yaitu dengan kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah setelah sebelumnya dilakukan imaging untuk mengetahui letak benda asing tersebut. 

7. Trombolisis (Injeksi Clot-Lysing Agent)
Cara ini yaitu menginjeksikan suatu bahan yang dapat melarutkan gumpalan bekuan darah yang berisiko menyumbat pembuluh darah. Contohnya adalah Tissue Plasminogen Activator (TPA). Biasanya cara ini ampuh untuk mengatasi kasus CHD (Coronary Heart Disease) akibat bekuan darah maupun Stroke.

Sekarang ini pasien cenderung memilih pelayanan IR dengan alasan lebih tak mengerikan dibanding dengan harus operasi jantung secara terbuka. Selain itu faktor cost yang lebih rendah juga menjadi pertimbangan. Sekarang tinggal apakah pasien telah mengetahui adanya pelayanan Interventional Radiology sebagai sarana ikhtiar dalam menyembuhkan penyakitnya??


Senin, 20 Mei 2013

Kelebihan dan Kekurangan CT Scan

CT scan dapat menghasilkan gambaran rinci jaringan lunak, otot, organ-organ internal, tulang,  dan yang terpenting tumor atau penyimpangan lainnya.
Sementara merupakan metode yang sangat banyak digunakan sebagai pencitraan diagnostik, CT scan juga memiliki beberapa kekurangan yang harus diperhatikan.

Kelebihan CT Scan

1. Sangat rinci
Dari semua prosedur pencitraan internal yang tersedia, CT scan adalah yang paling rinci sehingga memberikan gambaran paling lengkap dari apa yang terjadi di dalam tubuh pasien. CT scan sangat berguna dan banyak digunakan untuk mendiagnosis kanker.

2. Tanpa rasa sakit
Prosedur CT scan non-invasif dan tidak menyakitkan. Prosedur CT scan bisa dilakukan relatif cepat dan nyaman bagi kebanyakan pasien.

3. Tepat
CT scan memberikan dokter informasi yang sangat jelas mengenai letak dan penyebaran tumor sehingga amat membantu dalam perencanaan biopsi, operasi, radiasi, atau perawatan lainnya.

Kekurangan CT Scan

1. Radiasi
Dibandingkan dengan tes diagnostik lainnya, CT scan memberikan dosis radiasi yang lebih tinggi kepada pasien.
Scan yang dilakukan hanya sekali umumnya tidak akan menyebabkan masalah. Tetapi prosedur yang dilakukan berulang dapat meningkatkan risiko kanker akibat paparan radiasi yang berulang.

2. Reaksi alergi
Pasien yang menjalani CT scan mungkin akan menerima dosis zat yang dikenal sebagai “agen kontras,” yang mengandung yodium.
Agen kontras diperlukan agar hasil pemindaian pada bagian tubuh tertentu memiliki resolusi yang lebih baik sehingga lebih mudah dianalisis.
Sebagian pasien mungkin mengalami reaksi alergi terhadap agen kontras dengan gejala meliputi rasa logam di mulut, gatal-gatal, dan sesak napas.
Kabar baiknya, agen kontras yang tidak mengandung yodium sudah tersedia dan semakin banyak digunakan.

3. Salah tafsir
Karena hasil CT scan sangat rinci, dokter justru berpotensi melakukan kesalahan mendiagnosa kelainan kecil dalam tubuh sebagai masalah serius seperti kanker, misalnya.
Hal ini tentu akan menimbulkan kecemasan pada pasien serta tambahan biaya untuk melakukan tes atau perawatan tindak lanjut yang sebenarnya tidak perlu.[]